Kata dan pilihan kata
1. Pengertian kata dan pilihan kata
Dalam kamus bahasa indonesia pilihan kata adalah pilihan
kata yang tepat dan selaras (dalam penggunanya) untuk menggungkapkan gagasan
sehingga dapat memperoleh kata yang di inginkan.
Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata
tertentu yang sengaja dipilih dan digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa
karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan
ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui
pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki.
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa
hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
1. Tepat
memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
2.
kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai
dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
3.
menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki
masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya
itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
Adapun fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk
memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan
lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan
kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara
penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata
bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan
kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh
pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut
mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat,
dan latar sosial dalam cerita tersebut.
2. Upaya Pengindonesiaan
Perkembangan Bahasa Indonesia dalam sejarah berawal dari
penggunaan bahasa itu sebagailingua franca (bahasa perantara) berlanjut dalam sejarah bangsa Indonesia
dalam peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Semenjak merdeka bahasa Indonesia
dikukuhkan dalam UUD 1945 sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi atau bahasa
negara.
Dalam kurun waktu itu hingga sekarang bahasa Indonesia telah
mengalami pendewasaan ditempa oleh kenyataan tumbuh dan berkembangnya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Timbul dan tenggelamnya kata atau ungkapan dalam
bahasa Indonesia juga sebagai imbas pemakaian bahasa Indonesia oleh penutur
bahasa Indonesia.
Peningkatan penutur bahasa Indonesia dicerminkan oleh tumbuh
dan pesatnya golongan terdidik dan adanya penutur di luar penutur asli
Indonesia. Oleh penutur asli, bahasa
Indonesia sudah terbukti bisa sebagai bahasa yang telah mengemban
"kedudukan dan fungsinya". Sedangkan oleh penutur asing bahasa
Indonesia telah berkembang sebagai bahasa kedua mereka, seperti yang dipelajari
oleh warga negara Australia.
Dalam kenyataan sehari-hari bahasa Indonesia telah
berevolusi, beradaptasi, dan berasimilasi
dengan para pemakainya. Turut berkembangnya bahasa juga ditunjang
oleh berbagai aspek perkembangan bangsa Indonesia sendiri.
Sehingga terjadi saling ketergantungan antara pekembangan bahasa dan
perkembangan berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berkembangnya berbagai aspek kehidupan sudah pasti turut
membantu perkembangan bahasa Indonesia. Berbagai istilah yang muncul dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Oleh karena itu dibutuhkan pengaturan masuknya kata atau istilah ke dalam
bahasa Indonesia.
Perkembangan bahasa ini menjadi tantangan kita, karena selain bahasa Indonesia sudah
terbukti sebagai bahasa kita sendiri, juga dituntut untuk bisa sejajar dengan
bahasa Internasional yang lain. Tantangan
ke dalam adalah kita harus bisa
menata bahasa Indonesia baik dari segi regulasi/aturan maupun
implementasinya di dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Satu di antara
penataan itu adalah adanya pengindonesiaan kata atau istilah asing ke dalam
bahasa Indonesia. Untuk ini dibutuhkan Pedoman Pembentukan Istilah, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Pedoman Ejaan yang
Disempurnakan.
Khusus tentang pengindoneisaan kata atau istilah asing telah
diupayakan oleh Pusat Bahasa atau Badan Bahasa adanya Seri Pedoman : Pdm 005 yang
diterbitkan Depdiknas, 2008 dengan judul "Pengindonesiaan Kata dan
Ungkapan Asing". Dalam buku ini buku ini kita bisa mempelajari Garis
Haluan Pengertian Nama dan Kata Asing
yang diurai pada bagian I,
sedangkan bagian II menguraikan tentang Daftar Padanan Kata dan Ungkapan Asing
Indonesia.
3. Imbuhan dari bahasa asing
A. SANSEKERTA (-man , -wan, -wati)
a. Imbuhan –man
Ciri :
- Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal –i
- Menunjukkan
laki-laki
- Fungsi : menbentuk
kata benda
- Makna : orang yang.
. .
Contoh: seniman, budiman
b. Imbuhan –wan
Ciri :
- Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal selain –i
- Menunjukkan laki-laki
- Fungsi : membentuk kata benda dan sifat
- Makna : orang yang. .
Contoh : cendekiawan , wartawan
c. Imbuhan –wati
Ciri :
- Sejalan dengan akhiran-wan
- Menunjukkan wanita
- Makna : orang yang. . .
Contoh : peragawati , olahragawati
B. ARAB ( -i, -wi,
-iah )
Ciri :
# Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal-a
# Makna : mempunyai sifat
# Fungsi : membentuk kata sifat / kata benda
Contoh : surgawi ,
duniawi
C. EROPA ( -is,
-isme, -isasi )
1. Imbuhan –is
Ciri :
# Berasal dari bahasa belanda
# Makna : “yang bersifat” atau “orang yang . .”
# Fungsi : membentuk kata sifat atau kata benda
Contoh: teoritis , aktivis
2. Imbuhan –isme
Ciri :
# Berasal dari bahasa belanda
# Makna : aliran atau paham
# Fungsi : membentuk kata benda
Contoh : komunisme , kapitalisme
3. Imbuhan -Isasi
Ciri :
# Berasal dari bahasa inggris
# Makna : proses
# Fungsi : membentuk kata benda
Contoh : urbanisasi , imunisasi
4. Hubungan makna kata sinonim, homonim, hiponim, polisemi,
antonim .
1. Sinonim.
Yaitu dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau
hampir sama.
Contoh :
a. Yang sama maknanya
:
Sudah – telah,
Sebab – karena.
b. Yang hampir sama maknanya :
Untuk-bagi-buat-guna,
Cinta-kasih-sayang.
Contoh kalimat : Kemarin Rido menyatakan cinta kepada
perempuan yang dia cintai tapi dia sudah memiliki wanita pujaan hati.
2. Antonim
Yaitu kata-kata yang berlawanan makna.
Contoh :
Besar – kecil, siang – malam, panjang-pendek.
Contoh kalimat: Nilai ujian atematika Budi sangat tinggi
tapi nilai ujian B. Inggris sangat
rendah
3. Homonim
Yaitu dua kata atau lebih yang ejaannya dan lafalnya sama,
tetapi maknanya berbeda.
Contoh :
Buku 1 : buku kaki/tangan “tulang sendi”
Buku 2 : buku tulis.
Contoh kalimat : setiap hari senin polisi selalu mengadakan
apel pagi
4. Polisemi
Yaitu satu kata yang memiliki makna banyak.
Contoh :
JATUH
1.Didit jatuh dari sepeda
2.Harga gabah jatuh
3.Setiba di runah dia jatuh sakit
4.nilainya jatuh dalam ujian
Contoh kalimat : Guru yang dulunya pernah menderita cacat
mental itu sekarang menjadi
kepala sekolah smp kroto emas.
5. Hiponim dan Hipernim
Hiponim yaitu kata-kata tingkatnya ada di bawah kata yang
menjadi superordinat (umum), hipernim (kelas atas) adalah sebaliknya (khusus).
Contoh : kata BUNGA merupakan hiponim
Sedangkan mawar, melati anggrek, dst adalah hipernim.
http://diah-erawati.blogspot.com/2012/12/imbuhan-asing.html
http://azizturn.wordpress.com/2009/10/18/diksi-atau-pilihan-kata/
http://shistaiitha.blogspot.com/2010/11/contoh-kalimat-penghubung-makna.html
http://metonomia.blogspot.com/2012/09/pengindonesiaan-kata-dan-ungkapan-asing.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar